TUMPEK
WAYANG.
PENGERTIAN
Tumpek Wayang terdiri dari dua kata yaitu Tumpek dan
wayang .Tumpek sendiri terdiri dari kata tum(suci)
dan pek(putus/terakhir),juga wayang(kesenian dari
kulit,kayu dll).jadi Tumpek wayang adalah didina/rahinan/hari untuk
menyucikan,melakukan penghormatan kepada kesenian-kesenian dengan dewa icwara
sebagai manefestasi,yang jatuh pada saniscara(sabtu)
kliwon wuku wayang pada penghujung penanggalan saptawara dan pancawara.
NI MADE PUTRI, S.Sos menyebutkan bahwa Tumpek wayang
adalah Puja Walinya Sang Hyang Iswara. Hari ini umat Hindu di
Bali menghaturkan upacara menuju keutamaan tuah pratima-pratima dan wayang, juga kepada semua macam
benda seni dan kesenian, tetabuhan,
seperti: gong, gender, angklung, kentongan dan lain-lain.
Ada juga menyebutkan tumpek wayang sebagai
manifestasinya Dewa Iswara yang berfungsi untuk menerangi kegelapan,
memberikan pencerahan ke hidupan di dunia serta mampu membangkitkan daya seni
dan keindahan.Jadi dapat disimpulkan bahwa Tumpek Wayang adalah pemujaan kepada
sumber-sumber kesenian,alat kesenian dsb,denagan Iswara sebagai manefestasi ida
Sangyang Widi Wasa .
Kenapa harus
wayang?????????????
Wayang dianggap karya seni yang utama karena terdiri
berbagai karya seni seperti seni suara,seni musik,seni drama/akting dan dalang(SAMIRANA) adalah sutradara
pertama dalam dunia akting di dunia.Disamping memberikan hiburan pementasan
Wayang juga membawakan pesan-pesan moral yang tersirat dibalik tokoh yang diperankan
oleh(SAMIRANA),sehingga penikmat
seni/penonton dapat mengambil intisari dari pementasan itu sendiri.Dalam ajaran
Hindu ada Konsep tiga kerangka dasar yaitu Tatwa(filsafat),Susila(prilaku baik)
dan upakara(acara/upacara) bisa dituangkan oleh samirana/dalang untuk
menyampaikan pesa-pesan khusus kepada penonton.Banyak cerita-cerita Hindu yang
yang sangat sarat makna yang bisa dipentaskan
seperti,Ramayana,Mahabharata,Cerita di Purana dll.
Apa saja banten nya????????
Umat hindu di BALI dan transmigran asal bali di tanah
air kaya akan upacara jadi ada banten tersendiri di rahine(hari) Tumpek
Wayang.Berikut adalah banten yang perlu disiapkan pada rahine Tumpek Wayang(NI
MADE PUTRI,S.Sos) :
·
suci,
·
peras,
·
ajengan,
·
sedah woh,
·
canang raka,
·
pesucian dengan perlengkapannya,
·
lauk itik putih.
Untuk pecinta dan pelaku seni, upacara selamatan berupa persembahan bebanten(NI MADE PUTRI S.Sos) :
·
sesayut tumpeng guru,
·
prayascita,
·
penyeneng dan asap dupa harum,
·
sambil memohon agar supaya mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh dalam menciptakan majunya kesenian dan
kesusastraan.
PENGARUH KELAHIRAN di DEDINANE TUMPAEK
WAYANG bagi MANUSIA
Dalam kalender bali yang disusun oleh I KETUT BAMBANG GEDE
RAWI(mendihyang) wuku wayang berpangaruh
kepada manusia yang lahir pada dedinane ini dengan beberapa pengaruh baik dan
buruk,berikut kutipan nya :
“Dewa bhatari Sri,Pengawak Jawa,kayu
cempaka,kayu lontar dan kayu kowang,burung keker dan burung siyung,Binatang
wiyung,Lintang werayang,Pesimpenan gedung kunci,lumbung berisi,”
Sifatnya :
“Banyak perlakunya,suka bekerja,sukar
disuruh,rupawan,gemar berhias,hati lekas
kasihan,murah hatinya,teliti,harum manis perintahnya,lemah lembut
prilakunya,ketarik hati yang melihatnya,iadisukai oleh orang agung,manis
ujarnya,dikasihi oleh orang,ia suka memperlihatkan kebajikan,murah sandang
reekinya,hemat dan cermat,tajam hatinya,perintahnya gampang dimuka sukar
dibelakang,ia dapat menerangi hati,terhalang oleh hatinya yang liar,karena disusahkan
oleh sanak saudaranya memperdayakannya,pun celakanya karena banteng.”
Seorang anak yang lahir pada dedinane Tumpek Wayang biasanya mempunyai bakat seni yang sangat tinggi di banding dengan dedinane/hari biasa.Bakat juga dapat berkembang dipengaruhi oleh lingkungan tempat dimana seseorang tersebut dilahirkan dan dibesarkan.Mulai dari bakat musik(menggambel),menari,menyanyi,mengukir,mendalang,sastra dan lain-lain.Dengan Bumi sebagai simbol lakunya yang berarti beraneka ragam tingkah lakunya memungkinkan bakat tidak berkembang hanya menjadi pedalang saja tapi bisa mengikuti perkembangan zaman.Namun yang harus dgarisbawahi adalah antisipasi pawukon ini,yaitu menghindarai seseorang(lahir tumpek Wayang) untuk mengembala/memelihara sapi,banteng dan sejenis nya untuk menghindarkan mara bahaya mengingat sapi dan banteng bisa mencelakakan mereka.Banyak tingkah itu ciri khas dari weton Tumpek Wayang jadi baik-buruk harus segera disikapi dan ditindak-lanjuti dengan upacara melukat/pembersihan kepada anak(weton Tumpek Wayang) karena bila tidak dilaksanakan maka dipercayai akan mmembawa kesulitan/bahaya/petaka bagi anak dan keluarganya. Untuk bebantenananya bisa menyesuaikan dengan Desa,Kala,Patra dan permintaan individu anak tersebut yang di PiaturPiuning/munyin ba’ass kepada balian/serati/pemangku/bahkan ke Ida bedande/Serimpu.
Tujuan!!!!!!!!!!!!
TUMPEK WAYANG diperingati bertujuan untuk memberi rasa
hormat/bersyukur dan menghaturkan terimakasih kepada Dewa ISWARA(keindahan dan menawan)
yang telah mengaruniakan kesenian kepada manusia di muka bumi ini.Juga bisa
memberikan keseimbangan kepada dunia yang telah menelurkan karya-karya seni
sehingga menghibur dalam suka dan duka kehidupan mahkluk di alam semesta.Seni
ibarat pantai yang memberikan pencerahan dari kepenatan hati yang membawa jiwa
menerawang menembus angan dan mengajak manusia berpikir luas seluas samudra
dimana didalamnya terdapat banyak keindahan yang tersimpan jauh didasar sana.
Makna Tumpek
Wayang???????
Dedinanne saniscara kliwon wuku wayang dapat kita
memaknai dengan menghormati dan melestarikan karya seni sebagai bagian dari
alam semesta,tanpa karya seni manusia bagai papan lukis yang putih tanpa
makna,hampa selalu dirasa.Masyarakat Hindu-Bali di Nusantara baik di Bali maupun
diluar Pulau Bali sudah menjalankan tradisi/pujawali tumpek Wayang terus
menerus,jauh sebelum acara festival/AMY AWARDS/dsb di gelar di belahan
dunia.Bagi pekerja seni inilah moment yang ditunggu,moment sebagai hari
kesenian dunia dan penghormatan tak terkira.Dengan Tumpek Wayang kita dapat
menghargai dan menghormati kehidupan dan menjadikan setiap detik Karma yang
kita perbuat adalah seni bernilai tinggi tidak selalu materi yang dituju namun
keindahan yang dapat membawa kita dalam pesona keiklasan.
PIODALAN PURA-PURA/MERAJAN DI RAHINE TUMPEK
WAYANG!!!!!!!!!
Kalender Bali karya I KETUT BAMBANG GDE
RAWI(mendhyang) menyebutkan ada beberapa tempat di Nusantara yang melaksanakan
Piodalan pada Dedinane.Berikut adalah Pure-pure yang melaksanakan piodalan :
1.
Pr. Majapahit Jembrana
2.
Bhatara Ratu Gde,desa Celuk-sukawati
3.
Bhatara Ratu Widyadari,Cemenggaon-sukawati
4.
Pr.Panti Gelgel Pengembungan,Sesetan-Denpasar
5.
Bhatara Ratu Alit dan Ratu lingsir,Singakrta-Ubud
6.
Pr.Pedarman Dalem Sukowati,Besakih
7.
Pr.Pedarman Mengwi,Besakih
8.
Pr.Pedarman Kaba-Kaba,Besakih
9.
Pr.Pedarman Dalem Bakas,Besakih
10. Pr.Dadya Pasek Gel-Gel
Br.Pengatepan , Gel-Gel,Klungkung
11. Pr.Pemrajan Agung
Sulang,Kec.Dawan Klungkung
12. Mr.Pasek Bandesa
Koriagung Pengatepan
13.Pr.Pedharman Dinasti
Dalem Sri Aji Kresna kepakisan,besakih(Dalem Klungkung)
14. Pr.Penataran Giri Purwa
dan Pasraman,Ds Kuto Rejo-Tegal delima-Banyuwangi
15. Pr.Jala Sidhi Amerta
Juanda,Surabaya
Dalam Piodalan biasanya dipentaskan Wayang untuk
menyempurnakan Pujawali dan menyiratkan makna yang mendalam kepada umatnya
untuk senantiasa berbuat Dharma.Umat akan menyelami Tokoh-tokoh yang ada dalam
cerita Pewayangan seperti Rama,Kresna,Aarjuna,bima dll.Bisa juga di expresikan
lewat syair-syair ringan,seperti yang tertulis di kakawin MAHADIRTHASUSTRA
berikut ini :
WAYANG
tak sekedar kulit
tak sekedar cerita
kisah tuk bhuana alit
Dharma adalah tema
dengan obor kehidupan purana
dengan layar bayangan purusa
dengan seribu suara samirana
menghibur jua menyirat makna
dari krsna bijaksanakan kayika
dari arjuna pintarkan manah kama
dari bima kuatkan jiwa manusia
sembah sujud puja dewa ISwara
kakawin MAHADIRTHASUSASTRA
KESIMPULAN
“Dengan Tumpek Wayang kita laksanakan
pujawali kepada ISWARA sebagai simbol keindahan dan menawan
manesfestasi Ida Sanghyang Widhi Wasa dan menghormati kesenian dalam bentuk
apapun karena seni adalah kehidupan manusia di bhuana agung itu sendiri.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar