SANGKAN PARANING DUMADI
PENGERTIAN
Sangkan paraning dumadi
berasal dari bahasa jawa kuno dari ajaran suku jawa yang biasa disebut dengan
kejawen.Sangkan berarti arah,Paraning berarti tujuan,Dumadi berarti satu/yang
menciptakan/tuhan.Ada juga sumber yang mengartikan Sangkan Parning Dumadi
dengan arah tujuan menyatu kepada sang pencipta,bersatu menuju sang
pencipta,menyatu menjadi satu,menuju yang satu.Dapat disimpulkan bahwa SANGKAN
PARANING DUMADI adalah ajaran yang mengajarkan cara-cara menyatu atau menuju
kepada sang pencipta/Tuhan.
PEMBAHASAN MATERI
Banyak versi dalam pengartian baik di daerah jawa maupun di
bali,namun kita akan membahas satu persatu.Sangkan Paraning Dumadi lebih
dikenal masyarakat jawa dengan kejawen atau warisan leluhur mereka yang
diterapkan di ajaran agama mereka sekarang.Banyak tokoh-tokoh yang terkait atas
ajaran ini dan tembang-tembang,serat dan lain-lain yang menyiratkan isi dan
maakna dari sangkan paraning dumadi. Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak
tembang dhandanggula warisan para leluhur yang sampai detik ini masih terus
dikumandangkan(wordpress.com) :
Kawruhana sejatining urip
Urip ana jroning alam donya
Bebasane mampir ngombe
Umpama manuk mabur
Lunga saka kurungan neki
Pundi pencokan benjang
Awja kongsi kaleru
Umpama lunga sesanja
Najan-sinanjan ora wurung bakal mulih
Mulih mula mulanya
Urip ana jroning alam donya
Bebasane mampir ngombe
Umpama manuk mabur
Lunga saka kurungan neki
Pundi pencokan benjang
Awja kongsi kaleru
Umpama lunga sesanja
Najan-sinanjan ora wurung bakal mulih
Mulih mula mulanya
Ketahuilah sejatinya hidup,
Hidup di dalam alam dunia,
Ibarat perumpamaan mampir
minum,
Seumpama burung terbang,
Pergi dari kurungannya,
Dimana hinggapnya besok,
Jangan sampai keliru,
Umpama orang pergi bertandang,
Saling bertandang, yang pasti
bakal pulang,
Pulang ke asal mulanya,
Kemanakah
kita bakal ‘pulang’?
Kemanakah setelah kita ‘mampir ngombe’ di dunia ini?
Dimana tempat hinggap kita andai melesat terbang dari ‘kurungan’ (badan jasmani) dunia ini?
Kemanakah aku hendak pulang setelah aku pergi bertandang ke dunia ini?
Itu adalah suatu pertanyaan besar yang sering hinggap di benak orang-orang yang mencari ilmu sejati.
Kemanakah setelah kita ‘mampir ngombe’ di dunia ini?
Dimana tempat hinggap kita andai melesat terbang dari ‘kurungan’ (badan jasmani) dunia ini?
Kemanakah aku hendak pulang setelah aku pergi bertandang ke dunia ini?
Itu adalah suatu pertanyaan besar yang sering hinggap di benak orang-orang yang mencari ilmu sejati.
Yang jelas, beberapa pertanyaan itu menunjukkan bahwa dunia ini
bukanlah tempat yang langgeng. Hidup di dunia ini hanya sementara saja. Oleh
karena itu, tidak ada salahnya jika kita menyimak tembang dari Syech Siti Jenar
yang digubah oleh Raden Panji Natara dan digubah lagi oleh Bratakesawa yang
bunyinya seperti ini:
“Kowe padha kuwalik panemumu,
angira donya iki ngalame wong urip, akerat kuwi ngalame wong mati; mulane kowe
pada kanthil-kumanthil marang kahanan ing donya, sarta suthik aninggal donya.” (“Terbalik
pendapatmu, mengira dunia ini alamnya orang hidup, akhirat itu alamnya orang
mati. Makanya kamu sangat lekat dengan kehidupan dunia, dan tidak mau
meninggalkan alam dunia”) WORDPRESS.COM
Di dalam Sain Vedha
mengartikan sangkan paraning dumadi dengan kembali ke asalnya.Ada 3 pertanyaan
yang harus direnungkan yaitu :
1.
Dari mana kita berasal?
2.
Kemana kita menuju?
3.
Apa yang harus kita lakukan disini?
Kita berasal dari
suwong(kosong) dan nantinya diharapkan dapat menyatu dengan sunya.Suwung dan
Sunya sesungguhnya sama,Dialah kesejatian dari semuanya,sehingga muara akhir
dari segala perjuangan di dunia maya ini adalah mulih mula mulanira(kembali ke
asal semula).
Menurut ajaran
Pranawa,agar kita bsa kembali ke windhu,kita sama sekali tidak boleh lupa dengan
ardha candra,sebuah perlambang kesadaran akan sang diri yang bersifat
terbuka.Kita sesungguhnya bukan badan ini. Badan ini hanya
pembungkus,kardus,rumah,sangkar,wadah,rumah yang tidak abadi dan yang abadi itu
berada di dalam yang tak abadi.Agar dapat menapak kesejatiannya,semuanya harus
berjuang untuk memerdekakan/membebaskan diri dari yang tidak abadi.
Untuk lebih memahami
konsep sangkan Paraning Dumadi dari sisi filogenetik,perlu dikenal Visi Evolusi
Modern,yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.
Manusia adalah bagian dari alam yang
berevolusi,artinya manusia manusia akan terus berkembang(being and becoming).
2.
Memanusiakan manusia,artinya kesadaran
manusia akan meluas,akal budinya(idep) akan meningkat dan mengenal fakta-fakta
hidup lain dan proses-proses alam.
3.
Kesadaran moral,kesadaran
sosial,kesadaran kosmis.
·
Kesadaran moral adalah kesadaran aka
baik dan buruk.
·
Kesadaran Sosial adalah kesadaran sikap
dalam hubungan dengan orang lain.
·
Kesadaran Kosmis adalah adalah kelampuan
untuk merasakan diri sebagai bagian dari alam.
4. Akan terjadi kompleksifikasi dalam akal budi
umat manusia.
5. Akan terjadi unifikasi dan konvergensi dalam
dunia kesadaran manusia.
Akhirnya dapat
disimpulkan titik ttemu Sain,khususnya teori evolusi,dengan ajaran Veda yang
merupakan inti budaya bali yang satu dengan yang lain nya sesungguhnya saling
bersinergi adalah dalam hal-hal sebagai berikut :
1.
Veda dan Sain memandang bahwa segala ada
di dunia in diadakan oleh sesuatu kekuatan yang mahadaasyat(tuhan,dalam
pandangan aagama).
2.
Segala yang ada di alam semesta ini
mengalami evolusi(proses secara gradual).
3.
Manusia merupakan hasil hasil proses
evolusi yang paling tinggi tingkatannya.
4. Proses evolusi masih tetap berlangsung
dalam diri manusia,terutama tentang kesadaran kosmis dan kesadaran
spiritualnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar