SANGHYANG
WIDHI WASA SEBAGAI TRI CAKTI,CADHU CAKTI DAN ASTA CAKTI
PEMBAHASAN MATERI
AUM SWASTI ASTU,
Panca sradha
adalah 5 (lima) keyakinan dasar kepercayaan atau keyakinan Agama Hindu yang
harus dipegang teguh dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat demi mencapai
tujuan hidupnya di dunia dan sesudahnya. Adapun kelima dari keyakinan dasar
kepercayaan itu adalah percaya akan adanya Brahman(Tuhan), Atman(Jiva),
Karmaphala(Hukum hasil perbuatan), Punarbava(Kelahiran kembali) dan yang
terakhir adalah Moksa(Pembebasan Diri). Dalam kaitannya pembahasan kali ini
adalah mengenai dasar kepercayaan yang pertama yaitu percaya adanya Brahman/Ida
SangHyang Widi wasa/Tuhan Yang Maha Esa sebagai Tri Cakti(3 Kekuatan utama), Cadhu
Cakti(4 sifat Ketuhanan), dan Asta Cakti(8 sifat kemahakuasaan). Satu per satu
kami akan membahasnya di mulai dari :
1.Tri Cakti
Tri Cakti berasal dari
kata berbahasa sansekerta yaitu Tri dan Cakti, Tri artinya 3(tiga) dan Cakti
artinya kekuatan. Drs. I. B. Oka Punyatmaja dalam bukunya panca Sradha terbitan
Yayasan Wisma Karma 1987 mengartikan Tri Cakti sebagai 3 (tiga) kekuatan utama
Tuhan Yang Maha Esa/Ida SangHyang Widi Wasa/Brahman yang merupakan satu
kesatuan. Dari ke-3 satu kesatuan fungsi kekuatan yang menjadi satu rangkaian
yang tak bisa terpisahkan di namakan Tri Murti. Adapun bagian bagian dari Tri
Cakti adalah sebagai berikut :
1. Dewa Brahma, yaitu
kekuatan Brahman sebagai pencipta (Utpeti).
2. Dewa Visnu, yaitu
kekuatan Brahman sebagai pemelihara (Stiti).
3. Dewa Siva, yaitu
kekuatan Brahman sebagai pemralina/pelebur (Pralina).
1. Dewa Brahma
Dewa Brahma adalah
Fungsi kekuatan Brahman/Ida SangHyang Widi Wasa/Tuhan sebagai pencipta alam
semesta beserta isinya.Dewa Brahma juga menciptakan diri sendiri artinya Tuahan
menciptakan dirinya sendiri yang disebut dengan Svayambhu yang ditegaskan dalam
Brahmanda Purana salah satu sastra Hindu.Dalam menjalankan tugasnya sebagai
pencipta Dewa Brahma mempunyai Cakti yaitu Dewi Saraswati sebagai Dewi yang
menurunkan ilmu pengetahuan.Dewa Brahma juga di simbolkan oleh umat Hindu
sebagai Dewa Pengetahuan dan kebijaksanaan. Dalam kitab suci Bhagavad Githa, Dewa Brahma muncul
dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16
dan ke-17. Dalam sloka-sloka tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa
pencipta, yang menciptakan alam semesta atas waranugraha dari Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam aksara suci Brahman (OMKARA)
Dewa Brahma di simbolkan dengan aksara “A”, juga di simbolkan dengan Agni(api).
Dalam arah mata angin dewa Brahma di sebelah selatan dengan warna merah sebagai
simbolnya.
1.
Dewa
pencipta, dewa pengetahuan
|
|
ब्रह्मा
|
|
Brahmā
|
|
Brahmā
|
|
Golongan
|
|
Senjata
|
Gada
|
Wahana
|
|
Cakti
|
|
2.
Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai
dengan karakter yang dimilikinya. Ada ciri-ciri umum yang dimiliki Dewa Brahma,
yakni:
·
bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata angin (catur muka), yang
mana pada masing-masing wajah mengumandangkan salah satu dari empat Veda.
·
bertangan empat, masing-masing membawa:
- Tongkat
Teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai Dewa yadnya atau
upacara),
2.
Vedha/kitab suci,
3.
Busur,
- Genitri
Akṣamālā.
·
menunggangi hamsa (angsa) atau duduk di atas teratai.
2. Dewa Wisnu
Penjelasan
Wikipidea menyebutkan Kata Viṣṇu berasal dari bahasa sansekerta, akar katanya viś,
(yang berarti "menempati", "memasuki", juga berarti
"mengisi" — menurut Reg
Veda), dan mendapat akhiran nu. Kata Wisnu kira-kira
diartikan: "Sesuatu yang menempati segalanya". Pengamat Veda, Yaska, dalam kitab Nirukta, mendefinisikan Wisnu sebagai vishnu
vishateh ("sesuatu
yang memasuki segalanya"), dan yad vishito bhavati tad vishnurbhavati (yang mana sesuatu yang tidak terikat
dari belenggu itu adalah Wisnu).
Adi Sankara dalam pendapatnya tentang Wisnu
Sahasranama, mengambil kesimpulan dari akar kata tersebut, dan mengartikannya:
"yang hadir dimana pun" ("sebagaimana Ia menempati segalanya, vevesti, maka Ia disebut
Visnu"). Adi Shankara menyatakan: "kekuatan dari Yang Mahakuasa telah
memasuki seluruh alam semesta." Akar kata Viś berarti 'masuk ke dalam. Akar kata viś juga dihubungkan dengan viśva ("segala"). Pendapat
berbeda-beda mengenai penggalan suku kata "Wisnu" misalnya: wisnu ("mematahkan punggung"), vi-s-nu ("memandang ke
segala penjuru") dan vis-nu ("aktif"). Penggalan suku
kata dan arti yang berbeda-beda terjadi karena kata Wisnu dianggap tidak
memiliki suku kata yang konsisten.
Dewa Wisnu adalah Dewa yang bergelar
sebagai sthiti (pemelihara) yang bertugas memelihara
dan melindungi segala ciptaan Brahman/Ida
Sanghyang Widi Wasa/Tuhan. Dalam filsafat Hindu Vaisnava, Ia dipandang
sebagai roh/jiva suci sekaligus dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai
salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan Brahman. Dalam penyebutannya Dewa Wisnu sering juga disebut
sebagai Sri Kresna atau juga Narayana. Dalam memelihara dan menjaga alam
semesta/Bhuana ini Dewa Wisnu turun ke dunia menyelematkan dunia dan manusia
dari perbuatan kejahatan,kebatilan dan keangkaramurkaan dalam arti kata lain
saat Dharma(kebenaran mutlak) telah sirna-
3.
ataupun kalah dari Adharma(kejahatan) maka
Dewa Wisnu akan mengirimkan Penyelamatnya yang di sebut Avatara.Secara garis
besar Avatara Dewa Wisnu ada 10 (sepuluh) yaitu :
·
Matsya (Sang ikan),
·
Kurma (Sang kura-kura),
·
Varaha (Sang Babi hutan),
·
narasingha (Sang manusia-singa),
·
Vamana (Rama bersenjatakan beliung / Sang orang cebol),
·
Parasurama( Sang Brāhmana-Kshatriya),
·
Rama (Sang pangeran),
·
Kresna (Sang pengembala),
·
Budha (Sang pemuka agama),
·
Kalki (Sang penghancur).
Di antara sepuluh awatara tersebut, sembilan
di antaranya diyakini sudah menjelma dan pernah turun ke dunia oleh umat Hindu,
sedangkan awatara terakhir (Kalki) masih menunggu hari lahirnya dan diyakini
menjelma pada penghujung zaman Kali Yuga.Dalam fungsi Sthiti yaitu
memelihara Bhuana Alit dan Bhuana Agung Dewa wisnu mempunyai Cakti yaitu : Dewi
Laksmi,Dewi Sri,Bhuana Dewi,dan Dewi Nila yang menyimbulkan kesejahteraan.
Umat Hindu dalam menggambarkan
Dewa Wisnu adalah sebagai berikut :
Wisnu
|
|
4.
Dewa pemelihara, pelindung alam semesta
|
|
विष्णु
|
|
viṣṇu
|
|
Nama lain
|
Narayana
|
Golongan
|
|
Planet
|
|
Senjata
|
|
Wahana
|
|
Cakti
|
|
Mantra
|
Om Namo Nārāyanaya
|
Dalam Purana,
Wisnu disebutkan bersifat gaib dan berada dimana-mana. Untuk memudahkan
penghayatan terhadapnya, maka simbol-simbol dan atribut tertentu dipilih sesuai
dengan karakternya, dan diwujudkan dalam bentuk lukisan, pahatan, dan arca.
Dewa Wisnu digambarkan sebagai berikut:
·
Seorang pria
yang berlengan empat. Berlengan empat melambangkan segala kekuasaanyadan segala
kekuatannya untuk mengisi seluruh alam semesta.
5.
·
Kulitnya
berwarna biru gelap, atau seperti warna langit. Warna biru melambangkan
kekuatan yang tiada batas, seperti warna biru pada langit abadi atau lautan
abadi tanpa batas.5.
·
Di dadanya
terdapat simbol kaki Rsi Brigu.
·
Juga
terdapat simbol srivatsa di
dadanya, simbol Dewi Laksmi, pasangannya.
·
Pada
lehernya, terdapat permata Kaustubha dan kalung dari rangkaian bunga.
·
Memakai
mahkota, melambangkan kuasa seorang pemimpin.
·
Memakai
sepasang giwang, melambangkan dua hal yang selalu bertentangan dalam
penciptaan, seperti: kebijakan dan kebodohan, kesedihan dan kebahagiaan,
kenikmatan dan kesakitan.
·
Beristirahat
dengan ranjang Ananta sesa, ular suci.
·
Wisnu sering dilukiskan memegang empat benda yang
selalu melekat dengannya, yakni:
·
Terompet
kulit kerang atau Shankhya,
bernama "Panchajanya", dipegang oleh tangan kiri atas, simbol
kreativitas. Panchajanya melambangkan lima elemen penyusun alam semesta dalam
agama Hindu, yakni: air,tanah,api.udara dan ether(ruang).
·
Cakram,
senjata berputar dengan gerigi tajam, bernama "Sudarshana", dipegang
oleh tangan kanan atas, melambangkan pikiran. Sudarshana berarti pandangan yang
baik.
·
Gada yang
bernama Komodaki, dipegang oleh tangan kiri bawah, melambangkan keberadaan
individual.
·
Bunga Lotus atau Padma, simbol
kebebasan. Padma melambangkan kekuatan yang memunculkan alam semesta.
Menyimbolkan dengan Air sebagai
perlambang Wisnu sangatlah dominan di kalangan masyarakat Hindu-Nusantara. Dewa
Wisnu juga di simbolkan dengan Warna Hitam yang berada di sebelah utara menaiki
Garuda dengan (OMKARA) aksara suci “U” atau “UNG”. Masyarakat Hindu-Bali
percaya Dewa Wisnu berstna di pure Puseh atau pure yang ada di setiap Desa
/kecamatan sebagai salah satu
manifestasi Ida SangHyang Widi Wasa yang memberi kesuburan dan memelihara alam
semesta. Dalam perkembangan seni pewayangan di lingkungan masyarakat
Jawa Dalam pementasan Wayang Jawa, Wisnu sering disebut dengan gelar SangHyang Batara Wisnu. Menurut versi
ini, Wisnu adalah putra kelima Bhatara Guru dan Bhatara Uma. Ia merupakan putra yang paling sakti di
antara semua putra Batara Guru.
6.
Menurut mitologi Jawa, Wisnu pertama
kali turun ke dunia menjelma menjadi raja bergelar Srimaharaja Suman. Negaranya
bernama Medangpura, terletak di wilayah Jawa Tengah sekarang. Ia
kemudian berganti nama menjadi Sri Maharaja Matsyapati, merajai semua jenis
binatang air.
Selain itu Wisnu juga menitis atau terlahir sebagai
manusia. Titisan Wisnu menurut pewayangan antara lain, adalah :
1. Srimaharaja Kanwa,
2. Resi Wisnungkara,
3. Dewa Siva
Dewa Siva adalah fungsi kesaktian/manefestasinya Ida SangHyang Widi Wasa dalam bentuk
pemralina/pelebur/pengembali ke asal semula
(Pralina). Artinya kekuatan Brahman/Ida SangHyang Widi Wasa yang
mengembalikan semua yang ada di alam semesta ini kembali ke Brahman(sang
pencipta).Penganut atau memahami Dewa Siva sebagai paling utama adalah sekte
Sivaisme. Perkembangannya di Nusantara demekian pesat adanya mengalami masa
jaya pada masa kerajaan dulu tepatnya Majapahit pada masa pemerintahan Hayam
Huruk namun namanya bukan murni Siva melainkan Siva-Budha.
Umat Hindu, khususnya umat
Hindu di India, meyakini bahwa Dewa Siwa
memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya, yakni:
7.
Siwa
|
|
Dewa pelebur, dewa Pmralina
|
|
शिव
|
|
Śiva
|
|
Nama lain
|
Jagatpati, Nilakantha, Paramêśwara,
Rudra, Trinetra
|
Golongan
|
|
Senjata
|
|
Wahana
|
|
Cakti
|
|
8.
·
Bertangan
empat, masing-masing membawa:
trisula, cemara, genitri, kendi
trisula, cemara, genitri, kendi
·
Bermata
tiga (tri netra)
·
Pada
hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit)
·
Ikat
pinggang dari kulit harimau
Oleh umat Hindu Bali, Dewa Siwa dipuja di
Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia ke unsurnya, menjadi Panca Maha Bhuta. Dalam pengider Dewata Nawa
Sanga (Nawa Dewata),
Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata padma dan mengendarai lembu Nandini.
Aksara sucinya “M”, “MANG”, “I”,
“YA” . Beliau (Dewa Siva) dipuja di Pura Besakih.
Dalam tradisi Indonesia lainnya, kadangkala Dewa Siwa disebut
dengan nama Batara Guru.Menurut
cerita-cerita keagamaan yang terdapat dalam kitab-kitab suci umat Hindu, Dewa Siwa memiliki
putra-putra yang lahir dengan sengaja ataupun tidak disengaja. Beberapa putra
Dewa Siwa tersebut yakni:
CADHU CAKTI
Disamping
perwujudan dan kesaktian yang tersebut Tri Murti dan Trisakti, Sang Hyang Widhi
juga mempunyai sebutan Cadhu Sakti atau 4 (empat) kemahakuasaan Brahman/Ida
SangHyang Widi Wasa.Cadu Sakti yang meliputi 4 kekuasaan yaitu :
1. Prabu
Sakti
Prabu Sakti berarti bahwa Sang hyang
Widhi Maha Kuasa untuk mencipta(upeti), memelihara(stiti) dan mengembalikan
keasalnya (Pralina).
2. Wibhu
Sakti
Wibhu Sakti berarti Sang Hyang Widhi
maha ada. Beliau maha ada , meresap dan memenuhi alam semesta (Bhuwana) Sang
Hyang Widhi disebut “ Wiyapi Wyapaka Nirwikara”.
Wyapi Wyapaka artinya selalu dan ada
dimana-mana, Nirwikara artinya tidak terpengaruh, tidak berubah dan mengatasi
segala-galanya.
9.
3. Jnana
Sakti
Jnana Sakti berarti Sang Hyang Widhi
maha mengetahui . Sang Hyang Widhi mengetahu segala gerak-gerik tingkah laku,
amal perbuatan dan dosa semua mahkluk, termasuk segala apa yang ada pada diri
kita masing-masing.
4. Kriya
Sakti
Kriya Sakti artinya Maha Karya . Beliau dapat
berkarya/bekerja melakukan apa saja yang dikehendaki. Tidak hanya untuk
mencipta, memlihara dan mempralina alam semesta isinya apa saja.
Wrhaspati Tattwa
menyebutkan :
Utpadaka
na sadhakah
Tat
tasya anugrahaparah
Wirocanakaro
nityah
Sarwajna
sarwardwibuh
Sawyaparah
Bhatara Sada Ciwa
Hana
padmasana pinakapulungguhanira
Aparan
ikang padmasana ngaranya
Caktinira,
Cakti ngaranya Wibhu Cakti
Prabu
Cakti, Jnana Cakti, Kriya Cakti,
Nahan
hyang Cadu Cakti
“Terliput(oleh
kekuasaan kodrat mahakuasa) Bhatara Sada Ciwa (Hyang Widhi Waca) . ada
singasana teratai(padmasana) sebagai tempat-Nya yang dimaksud dengan singasa
teratai itu lain dari pada Caktinya(kekuatan kodratnya) Cakti tersebut ialah
Wibhu Cakti(maha ada), Prabu Cakti(Maha Kuasa), Jnana Cakti(Maha tau),
KriyaCakti (Maha Karya) ; demikianlah Cadu Cakti (empat Maha Kuasa ) itu”
10.
ASTA
CAKTI
Selain
itu dari pada ke 4 Cakti itu, Sada Ciwa (Saguna Brahma) mempunyai 8 sifat
mahakuasa yang disebut Asta Cakti atau Astaiswarya (Asta berarti 8 : Cakti atau
Iswarya berarti Maha Kuasa ) .Adapun Astacakti atau Asta Iswarya itu adalah :
1. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Anima,sifat halus sekecil-kecilnya.
2. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Laghima,sifat ringan sringan-ringannya.
3. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Mahima,sifat besar/maha besar. Tiada ruang yan
tak ditempatinya.
4. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Prapti, Tuhan dapat mencapai keman saja yang
diinginkan.
5. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Prakamya, Segala kehendaknya selalu terlaksana
atau terjadi.
6. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut icitwa, Paling utama, maha segalanya.
7. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Wasitwa, Paling berkuasa/Maha kuasa.
8. Terdapat
( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Yatrakamawasayitwa, Tidak ada yang dapat
menentang kehendaknya atau kodratNya.
Anima laghima caiwa
Mahima praptir ewaca
Prakamyan ca icitwan ca
Wacitwam yatrakamatwam
Hana Anima ngaranya
Hana Laghima ngaranya
Hana Mahima ngaranya
Hana
Prapti ngaranya
Hana
icitwa ngaranya
Hana
Prakamya ngaranya
Hana
wacitwa ngaranya
Hana
Yatrakamawasayitwa ngaranya.
(Wrhaspati Tattwa 14. 66)
11.
KESIMPULAN
Tri Cakti adalah
3 (tiga) kekuatan utama Brahman yang
merupakan satu kesatuan. Dari ke-3 satu kesatuan fungsi kekuatan (Brahma,
Wisnu, Ciwa) yang menjadi satu rangkaian yang tak bisa terpisahkan di namakan
Tri Murti. Cadhu Sakti atau 4 (empat) kemahakuasaan, yaitu :
Prabhu Cakti,Wibhu Cakti, Jnana Cakti dan Kriya Cakti. Sada Ciwa (Saguna Brahma) mempunyai 8 sifat
mahakuasa yang disebut Asta Cakti atau Astaiswarya (Asta berarti 8 : Cakti atau
Iswarya berarti Maha Kuasa ) .Adapun Astacakti/Asta Iswarya yaitu 1. Anima(sifat
halus sekecil-kecilnya) 2. Laghima, sifat ringan sringan-ringannya, 3. Mahima,sifat
besar/maha besar, 4. Prapti, dapat mencapai kemana saja, 5. Prakamya, Segala
kehendaknya selalu terlaksana atau terjadi, 6. icitwa, Paling utama, maha
segalanya, 7. Wasitwa, Paling berkuasa/Maha kuasa, dan terakhir 8. Yatrakamawasayitwa, Tidak ada yang dapat menentang
kehendaknya/hukumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Punyatmaja, I. B. Oka. Panca Cradha. Jakarta: Yayasan Wisma
Krama, 1987.
Puja, Gde. Bhagavad Gita Pancama Veda. Surabaya:
Paramita, 2005.
SEKOLAH
TINGGI AGAMA HINDU DHARMA NUSANTARA JAKARTA
Jl.
Daksipati No. 1 Jakarta Timur
sradha
I WAYAN SUGIMAWA, S.Ag., M.si.
SANGHYANG WIDHI WASA SEBAGAI TRI CAKTI,
CADHU CAKTI DAN ASTA CAKTI
dari :
KETUT SUDIRTE
mahadirthasusastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar