Selasa, 16 April 2013



       
SANGHYANG WIDHI WASA SEBAGAI TRI CAKTI,CADHU CAKTI DAN ASTA CAKTI
PEMBAHASAN MATERI

AUM SWASTI ASTU,
Panca sradha adalah 5 (lima) keyakinan dasar kepercayaan atau keyakinan Agama Hindu yang harus dipegang teguh dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat demi mencapai tujuan hidupnya di dunia dan sesudahnya. Adapun kelima dari keyakinan dasar kepercayaan itu adalah percaya akan adanya Brahman(Tuhan), Atman(Jiva), Karmaphala(Hukum hasil perbuatan), Punarbava(Kelahiran kembali) dan yang terakhir adalah Moksa(Pembebasan Diri). Dalam kaitannya pembahasan kali ini adalah mengenai dasar kepercayaan yang pertama yaitu percaya adanya Brahman/Ida SangHyang Widi wasa/Tuhan Yang Maha Esa sebagai Tri Cakti(3 Kekuatan utama), Cadhu Cakti(4 sifat Ketuhanan), dan Asta Cakti(8 sifat kemahakuasaan). Satu per satu kami akan membahasnya di mulai dari :
1.Tri Cakti
Tri Cakti berasal dari kata berbahasa sansekerta yaitu Tri dan Cakti, Tri artinya 3(tiga) dan Cakti artinya kekuatan. Drs. I. B. Oka Punyatmaja dalam bukunya panca Sradha terbitan Yayasan Wisma Karma 1987 mengartikan Tri Cakti sebagai 3 (tiga) kekuatan utama Tuhan Yang Maha Esa/Ida SangHyang Widi Wasa/Brahman yang merupakan satu kesatuan. Dari ke-3 satu kesatuan fungsi kekuatan yang menjadi satu rangkaian yang tak bisa terpisahkan di namakan Tri Murti. Adapun bagian bagian dari Tri Cakti adalah sebagai berikut :
1.      Dewa Brahma, yaitu kekuatan Brahman sebagai pencipta (Utpeti).
2.      Dewa Visnu, yaitu kekuatan Brahman sebagai pemelihara (Stiti).
3.      Dewa Siva, yaitu kekuatan Brahman sebagai pemralina/pelebur (Pralina).

1.     Dewa Brahma
Dewa Brahma adalah Fungsi kekuatan Brahman/Ida SangHyang Widi Wasa/Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.Dewa Brahma juga menciptakan diri sendiri artinya Tuahan menciptakan dirinya sendiri yang disebut dengan Svayambhu yang ditegaskan dalam Brahmanda Purana salah satu sastra Hindu.Dalam menjalankan tugasnya sebagai pencipta Dewa Brahma mempunyai Cakti yaitu Dewi Saraswati sebagai Dewi yang menurunkan ilmu pengetahuan.Dewa Brahma juga di simbolkan oleh umat Hindu sebagai Dewa Pengetahuan dan kebijaksanaan. Dalam kitab suci Bhagavad Githa, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan ke-17. Dalam sloka-sloka tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan alam semesta atas waranugraha  dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam aksara suci Brahman (OMKARA) Dewa Brahma di simbolkan dengan aksara “A”, juga di simbolkan dengan Agni(api). Dalam arah mata angin dewa Brahma di sebelah selatan dengan warna merah sebagai simbolnya.
1.

Dewa pencipta, dewa pengetahuan
Ejaan Dewanagari
ब्रह्मा
Ejaan Pali
Brahmā
Ejaan IAST
Brahmā
Golongan
Senjata
Gada
Wahana
Cakti
































2.
Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Ada ciri-ciri umum yang dimiliki Dewa Brahma, yakni:
·         bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata angin (catur muka), yang mana pada masing-masing wajah mengumandangkan salah satu dari empat Veda.
·         bertangan empat, masing-masing membawa:
  1. Tongkat Teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai Dewa yadnya atau upacara),
2.      Vedha/kitab suci,
3.      Busur,
  1. Genitri Akṣamālā.
·         menunggangi hamsa (angsa) atau duduk di atas teratai.

2.     Dewa Wisnu
Penjelasan Wikipidea menyebutkan Kata Viṣṇu berasal dari bahasa sansekerta, akar katanya viś, (yang berarti "menempati", "memasuki", juga berarti "mengisi" — menurut Reg Veda), dan mendapat akhiran nu. Kata Wisnu kira-kira diartikan: "Sesuatu yang menempati segalanya". Pengamat Veda, Yaska, dalam kitab Nirukta, mendefinisikan Wisnu sebagai vishnu vishateh ("sesuatu yang memasuki segalanya"), dan yad vishito bhavati tad vishnurbhavati (yang mana sesuatu yang tidak terikat dari belenggu itu adalah Wisnu).
Adi Sankara dalam pendapatnya tentang Wisnu Sahasranama, mengambil kesimpulan dari akar kata tersebut, dan mengartikannya: "yang hadir dimana pun" ("sebagaimana Ia menempati segalanya, vevesti, maka Ia disebut Visnu"). Adi Shankara menyatakan: "kekuatan dari Yang Mahakuasa telah memasuki seluruh alam semesta." Akar kata Viś berarti 'masuk ke dalam. Akar kata viś juga dihubungkan dengan viśva ("segala"). Pendapat berbeda-beda mengenai penggalan suku kata "Wisnu" misalnya: wisnu ("mematahkan punggung"), vi-s-nu ("memandang ke segala penjuru") dan vis-nu ("aktif"). Penggalan suku kata dan arti yang berbeda-beda terjadi karena kata Wisnu dianggap tidak memiliki suku kata yang konsisten.
Dewa Wisnu adalah Dewa yang bergelar sebagai sthiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman/Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan. Dalam filsafat Hindu Vaisnava, Ia dipandang sebagai roh/jiva suci sekaligus dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan Brahman. Dalam penyebutannya Dewa Wisnu sering juga disebut sebagai Sri Kresna atau juga Narayana. Dalam memelihara dan menjaga alam semesta/Bhuana ini Dewa Wisnu turun ke dunia menyelematkan dunia dan manusia dari perbuatan kejahatan,kebatilan dan keangkaramurkaan dalam arti kata lain saat Dharma(kebenaran mutlak) telah sirna-
3.
 ataupun kalah dari Adharma(kejahatan) maka Dewa Wisnu akan mengirimkan Penyelamatnya yang di sebut Avatara.Secara garis besar Avatara Dewa Wisnu ada 10 (sepuluh) yaitu :
·         Matsya  (Sang ikan),
·         Kurma  (Sang kura-kura),
·         Varaha (Sang Babi hutan),
·         narasingha (Sang manusia-singa),
·         Vamana (Rama bersenjatakan beliung / Sang orang cebol),
·         Parasurama( Sang Brāhmana-Kshatriya),
·         Rama (Sang pangeran),
·         Kresna (Sang pengembala),
·         Budha (Sang pemuka agama),
·         Kalki  (Sang penghancur).
Di antara sepuluh awatara tersebut, sembilan di antaranya diyakini sudah menjelma dan pernah turun ke dunia oleh umat Hindu, sedangkan awatara terakhir (Kalki) masih menunggu hari lahirnya dan diyakini menjelma pada penghujung zaman Kali Yuga.Dalam fungsi Sthiti yaitu memelihara Bhuana Alit dan Bhuana Agung Dewa wisnu mempunyai Cakti yaitu : Dewi Laksmi,Dewi Sri,Bhuana Dewi,dan Dewi Nila yang menyimbulkan kesejahteraan.

Umat Hindu dalam menggambarkan Dewa Wisnu adalah sebagai berikut :

Wisnu

4.
Dewa pemelihara, pelindung alam semesta



Ejaan Dewanagari
विष्णु
Ejaan IAST
viṣṇu
Nama lain
Narayana
Golongan
Planet
Senjata
Wahana
Cakti
Mantra
Om Namo Nārāyanaya

Dalam Purana, Wisnu disebutkan bersifat gaib dan berada dimana-mana. Untuk memudahkan penghayatan terhadapnya, maka simbol-simbol dan atribut tertentu dipilih sesuai dengan karakternya, dan diwujudkan dalam bentuk lukisan, pahatan, dan arca. Dewa Wisnu digambarkan sebagai berikut:
·         Seorang pria yang berlengan empat. Berlengan empat melambangkan segala kekuasaanyadan segala kekuatannya untuk mengisi seluruh alam semesta.
5.
·         Kulitnya berwarna biru gelap, atau seperti warna langit. Warna biru melambangkan kekuatan yang tiada batas, seperti warna biru pada langit abadi atau lautan abadi tanpa  batas.5.
·         Di dadanya terdapat simbol kaki Rsi Brigu.
·         Juga terdapat simbol srivatsa di dadanya, simbol Dewi Laksmi, pasangannya.
·         Pada lehernya, terdapat permata Kaustubha dan kalung dari rangkaian bunga.
·         Memakai mahkota, melambangkan kuasa seorang pemimpin.
·         Memakai sepasang giwang, melambangkan dua hal yang selalu bertentangan dalam penciptaan, seperti: kebijakan dan kebodohan, kesedihan dan kebahagiaan, kenikmatan dan kesakitan.
·         Beristirahat dengan ranjang Ananta sesa, ular suci.
·          
Wisnu sering dilukiskan memegang empat benda yang selalu melekat dengannya, yakni:
·         Terompet kulit kerang atau Shankhya, bernama "Panchajanya", dipegang oleh tangan kiri atas, simbol kreativitas. Panchajanya melambangkan lima elemen penyusun alam semesta dalam agama Hindu, yakni: air,tanah,api.udara dan ether(ruang).
·         Cakram, senjata berputar dengan gerigi tajam, bernama "Sudarshana", dipegang oleh tangan kanan atas, melambangkan pikiran. Sudarshana berarti pandangan yang baik.
·         Gada yang bernama Komodaki, dipegang oleh tangan kiri bawah, melambangkan keberadaan individual.
·         Bunga  Lotus atau Padma, simbol kebebasan. Padma melambangkan kekuatan yang memunculkan alam semesta.
Menyimbolkan dengan Air sebagai perlambang Wisnu sangatlah dominan di kalangan masyarakat Hindu-Nusantara. Dewa Wisnu juga di simbolkan dengan Warna Hitam yang berada di sebelah utara menaiki Garuda dengan (OMKARA) aksara suci “U” atau “UNG”. Masyarakat Hindu-Bali percaya Dewa Wisnu berstna di pure Puseh atau pure yang ada di setiap Desa /kecamatan sebagai salah satu manifestasi Ida SangHyang Widi Wasa yang memberi kesuburan dan memelihara alam semesta. Dalam perkembangan seni pewayangan di lingkungan masyarakat Jawa Dalam pementasan Wayang Jawa, Wisnu sering disebut dengan gelar SangHyang Batara Wisnu. Menurut versi ini, Wisnu adalah putra kelima Bhatara Guru dan Bhatara Uma.  Ia merupakan putra yang paling sakti di antara semua putra Batara Guru.

6.
Menurut mitologi Jawa, Wisnu pertama kali turun ke dunia menjelma menjadi raja bergelar Srimaharaja Suman. Negaranya bernama Medangpura, terletak di wilayah Jawa Tengah sekarang. Ia kemudian berganti nama menjadi Sri Maharaja Matsyapati, merajai semua jenis binatang air.
Selain itu Wisnu juga menitis atau terlahir sebagai manusia. Titisan Wisnu menurut pewayangan antara lain, adalah :
1.     Srimaharaja Kanwa,
2.     Resi Wisnungkara,
4.     Sri Ramawijaya,
5.     Sri Batara Kresna,
6.     Prabu Airlangga,
7.     Prabu Jayabaya,
8.     Prabu Anglingdarma,
9.     Prabu Ken Arok,
3.  Dewa Siva
Dewa Siva adalah fungsi kesaktian/manefestasinya  Ida SangHyang Widi Wasa dalam bentuk pemralina/pelebur/pengembali ke asal semula  (Pralina). Artinya kekuatan Brahman/Ida SangHyang Widi Wasa yang mengembalikan semua yang ada di alam semesta ini kembali ke Brahman(sang pencipta).Penganut atau memahami Dewa Siva sebagai paling utama adalah sekte Sivaisme. Perkembangannya di Nusantara demekian pesat adanya mengalami masa jaya pada masa kerajaan dulu tepatnya Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Huruk namun namanya bukan murni Siva melainkan Siva-Budha.
Umat Hindu, khususnya umat Hindu di India, meyakini bahwa Dewa Siwa memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya, yakni:





7.
Siwa
Dewa pelebur, dewa Pmralina
Ejaan Dewanagari
शिव
Ejaan IAST
Śiva
Nama lain
Jagatpati, Nilakantha, Paramêśwara, Rudra, Trinetra
Golongan
Senjata
Wahana
Cakti
Dewi Parwati, Dewi Uma,
Dewi
 Durga, Dewi Kali

8.
·         Bertangan empat, masing-masing membawa:
trisula, cemara, genitri, kendi
·         Bermata tiga (tri netra)
·         Pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit)
·         Ikat pinggang dari kulit harimau
·         Hiasan di leher dari ular kobra
·         Kendaraannya lembu Nandini
Oleh umat Hindu Bali, Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia ke unsurnya, menjadi Panca Maha Bhuta. Dalam pengider Dewata Nawa Sanga (Nawa Dewata), Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata padma dan mengendarai lembu Nandini. Aksara sucinya “M”, “MANG”, “I”, “YA” . Beliau (Dewa Siva) dipuja di Pura Besakih.
Dalam tradisi Indonesia lainnya, kadangkala Dewa Siwa disebut dengan nama Batara Guru.Menurut cerita-cerita keagamaan yang terdapat dalam kitab-kitab suci umat Hindu, Dewa Siwa memiliki putra-putra yang lahir dengan sengaja ataupun tidak disengaja. Beberapa putra Dewa Siwa tersebut yakni:
1.     Dewa Kumara (Kartikeya)
2.     Dewa Kala
3.     Dewa Ganesa

CADHU CAKTI
Disamping perwujudan dan kesaktian yang tersebut Tri Murti dan Trisakti, Sang Hyang Widhi juga mempunyai sebutan Cadhu Sakti atau 4 (empat) kemahakuasaan Brahman/Ida SangHyang Widi Wasa.Cadu Sakti yang meliputi 4 kekuasaan yaitu :

1.      Prabu Sakti
Prabu Sakti berarti bahwa Sang hyang Widhi Maha Kuasa untuk mencipta(upeti), memelihara(stiti) dan mengembalikan keasalnya (Pralina).
2.      Wibhu Sakti
Wibhu Sakti berarti Sang Hyang Widhi maha ada. Beliau maha ada , meresap dan memenuhi alam semesta (Bhuwana) Sang Hyang Widhi disebut “ Wiyapi Wyapaka Nirwikara”.
Wyapi Wyapaka artinya selalu dan ada dimana-mana, Nirwikara artinya tidak terpengaruh, tidak berubah dan mengatasi segala-galanya.

9.
3.      Jnana Sakti
Jnana Sakti berarti Sang Hyang Widhi maha mengetahui . Sang Hyang Widhi mengetahu segala gerak-gerik tingkah laku, amal perbuatan dan dosa semua mahkluk, termasuk segala apa yang ada pada diri kita masing-masing.
4.      Kriya Sakti
Kriya Sakti artinya Maha Karya . Beliau dapat berkarya/bekerja melakukan apa saja yang dikehendaki. Tidak hanya untuk mencipta, memlihara dan mempralina alam semesta isinya apa saja.
Wrhaspati Tattwa menyebutkan :
Utpadaka na sadhakah
Tat tasya anugrahaparah
Wirocanakaro nityah
Sarwajna sarwardwibuh

Sawyaparah Bhatara Sada Ciwa
Hana padmasana pinakapulungguhanira
Aparan ikang padmasana ngaranya

Caktinira, Cakti ngaranya Wibhu Cakti
Prabu Cakti, Jnana Cakti, Kriya Cakti,
Nahan hyang Cadu Cakti

“Terliput(oleh kekuasaan kodrat mahakuasa) Bhatara Sada Ciwa (Hyang Widhi Waca) . ada singasana teratai(padmasana) sebagai tempat-Nya yang dimaksud dengan singasa teratai itu lain dari pada Caktinya(kekuatan kodratnya) Cakti tersebut ialah Wibhu Cakti(maha ada), Prabu Cakti(Maha Kuasa), Jnana Cakti(Maha tau), KriyaCakti (Maha Karya) ; demikianlah Cadu Cakti (empat Maha Kuasa ) itu”



10.
ASTA CAKTI
Selain itu dari pada ke 4 Cakti itu, Sada Ciwa (Saguna Brahma) mempunyai 8 sifat mahakuasa yang disebut Asta Cakti atau Astaiswarya (Asta berarti 8 : Cakti atau Iswarya berarti Maha Kuasa ) .Adapun Astacakti atau Asta Iswarya itu adalah :
1.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Anima,sifat halus sekecil-kecilnya.
2.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Laghima,sifat ringan sringan-ringannya.
3.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Mahima,sifat besar/maha besar. Tiada ruang yan tak ditempatinya.
4.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Prapti, Tuhan dapat mencapai keman saja yang diinginkan.
5.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Prakamya, Segala kehendaknya selalu terlaksana atau terjadi.
6.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut icitwa, Paling utama, maha segalanya.
7.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Wasitwa, Paling berkuasa/Maha kuasa.
8.      Terdapat ( kekuasaan Tuhan ) yang disebut Yatrakamawasayitwa, Tidak ada yang dapat menentang kehendaknya atau kodratNya.
Anima laghima caiwa
Mahima praptir ewaca
Prakamyan ca icitwan ca
Wacitwam yatrakamatwam

Hana Anima ngaranya
Hana Laghima ngaranya
Hana Mahima ngaranya
Hana Prapti ngaranya
Hana icitwa ngaranya
Hana Prakamya ngaranya
Hana wacitwa ngaranya
Hana Yatrakamawasayitwa ngaranya.
           (Wrhaspati Tattwa 14. 66)                                                                                                 
11.
KESIMPULAN
            Tri Cakti adalah  3 (tiga) kekuatan utama Brahman yang merupakan satu kesatuan. Dari ke-3 satu kesatuan fungsi kekuatan (Brahma, Wisnu, Ciwa) yang menjadi satu rangkaian yang tak bisa terpisahkan di namakan Tri Murti. Cadhu Sakti atau 4 (empat) kemahakuasaan, yaitu : Prabhu Cakti,Wibhu Cakti, Jnana Cakti dan Kriya Cakti.  Sada Ciwa (Saguna Brahma) mempunyai 8 sifat mahakuasa yang disebut Asta Cakti atau Astaiswarya (Asta berarti 8 : Cakti atau Iswarya berarti Maha Kuasa ) .Adapun Astacakti/Asta Iswarya yaitu 1. Anima(sifat halus sekecil-kecilnya) 2. Laghima, sifat ringan sringan-ringannya, 3. Mahima,sifat besar/maha besar, 4. Prapti, dapat mencapai kemana saja, 5. Prakamya, Segala kehendaknya selalu terlaksana atau terjadi, 6. icitwa, Paling utama, maha segalanya, 7. Wasitwa, Paling berkuasa/Maha kuasa, dan terakhir 8.  Yatrakamawasayitwa, Tidak ada yang dapat menentang kehendaknya/hukumnya.



















DAFTAR PUSTAKA

Punyatmaja, I. B. Oka. Panca Cradha. Jakarta: Yayasan Wisma Krama, 1987.
Puja, Gde. Bhagavad Gita Pancama Veda. Surabaya: Paramita, 2005.




SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU DHARMA NUSANTARA JAKARTA
Jl. Daksipati No. 1 Jakarta Timur
sradhaTop of Form
I WAYAN SUGIMAWA, S.Ag., M.si.
SANGHYANG WIDHI WASA SEBAGAI TRI CAKTI, CADHU CAKTI DAN ASTA CAKTI


dari :
KETUT SUDIRTE
mahadirthasusastra