KAITANNYA WEJANGAN BHISMA KEPADA YUDISTIRA DENGAN PEMIMPIN SEKARANG
KATA
PENGANTAR
OM SWASTIASTU,
Puja
dan puji syukr kepada IDA SANGHYANG WIDI WASA dan Atas anugraha-NYA lah saya
masih diberi kesehatan untuk terus
belajar dan belajar sehingga dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah
KEPEMIMPINAN HINDU.Kekurangan sumber-sumber penguat data dan observasi menjadi
satu harus dibenahi oleh penulis.Mohon kiranya kepada bapak yang terhormat PROF.Dr.Ir.I MADE KARTIKA DHIPUTRA,Dipl.-Ing
selaku dosen mata kuliah KEPEMIMPINAN HINDU untuk mengoreksi dan mengarahkan
penulis untuk menjadi lebih baik.Penulis juga mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat menbangun sehingga ke depannya nanti penulis bisa
membuat karya tulis yang lebih bernilai.Semoga sinar suci BRAHMAN selalu
menyinari dan menerangi umat manusia menuju hidup damai dan sejahtera.
OM SANTIH,SANTIH,SANTIH
OM
Jakarta,
November 2012
KETUT SUDIRTE
BAB.
I. PENDAHULUAN
OSWASTI ASTU,
Pemimpin yang didambakan oleh rakyat/masyarakat/anggota
banyak dinantikan.Seni kepemimpinan yang beraneka ragam yang diterapkan dalam
setiap organisasi/instansi membawa dampak kepada rakyat dan
anggotanya.Kebijakan-kebijakan yang menguntungkan maupun yang merugikan
merupakan penilaian anggota kepada pemimpinnya.Di masa sekarang yang serba
krisis ini berdampak pada krisis kepercayaan
anggota membuat konflik dimana-mana.Percakapan yang ada dalam wejangan
BHISMA kepada YUDISTIRA dalam kitab MAHABARATA(BHISMA PARWA) adalah inti dari
seni kepemimpinan yang mensejahterakan rakyatnya.Banyak nya latar belakang yang
menandai seseorang untuk menduduki kursi pemimpin menjadi berdampak pula kepada
tujuan dan kesejahteraan anggotanya.Atas tugas dari mata kuliah KEPEMIMPINAN
HINDU yang disampaikan oleh PROF.Dr.Ir.I MADE KARTIKA DHIPUTRA,Dipl-Ing karya
tulis ini disusun.
OM SANTIH,SANTIH,SANTIH OM
BAB
.II. PEMBAHASAN MATERI
II.1.PENGERTIAN
PEMIMPIN
Pemimpin
berasal dari kata pimpin yang berarti kegiatan memerintah satu
tujuan,menginstruksi kepada anggota,mengepalai sebuah
golongan/organisasi,kegiatan mengorganisir sebuah kelompok.Adapun kata Pemimpin
ada kata kerja pe(seseorang/menunjuk kepada/orang yang melakukan kegiatan).Jadi
Pemimpin adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengukitnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.(wekipidia).
Ada yang mengatakan Pemimpin adalah kegiatan seseorang yang melakukan kegiatan
mempengaruhi/membimbing/mendorong/tauladan kepada anggota/anak
buahnya/bawahan/komunitas dalam mencapai tujuan tertentu.
II.2.
KAITANNYA WEJANGAN BISMA KEPADA YUDISTIRA DENGAN PEMIMPIN SEKARANG
Karakter
seseorang bisa mempengaruhi sistem dari kepemimpinan yang di embankan kepada
nya.Beda orang beda juga jalan pemikirannya sehingga otomatis gaya kepemimpinan
akan berbeda.Dalam buku MAHABHARATA,BAB 11 WEJANGAN MENGENAI DHARMA SEORANG
RAJA mengisahkan percakapan antara BHISMA dengan YUDISTIRA membahas tentang
bagaimana seharusnya Raja melakukan tugas,bersikap pada pelanggar
hukum,mengalahkan musuh dan sebagainya.Berikut poin-poin utama yang harus
dimiliki,dipahami,dihayati dan diterapkan oleh seorang Raja/Pemimpin adalah :
1. Tugas Pemimpin
Tugas utama dari seorang
raja/Pemimpin adalah memuja Tuhan/brahman/dewa dan melalui bhakti itu bisa
meminimalisir perbuatan yang tidak sesuai atau tidak pantas di lakukan oleh seorang
raja.Sesuai PANCASILA Sila ke-1 yang berbunyi KETUHANAN YANG MAAHA ESA.Hendaknya
dengan tindakan yang selalu berlandaskan Dharma seorang pemimpin dapat tulus
iklas mengemban tugas ini.Pada pemimpin sekarang ini kadang mereka lebih
condong ke materi/artha hingga ajaran suci dari agama yang dianutnya sementara
disisihakan untuk memuluskana rencana pribadi sang pemimpin.Kesibukan seorang
pemimpin yang penuh dengan jadwal yang padat membuat pemimpin jarang
mendapatkan meditasi kepada tuhan,akibatnya nilai-nilai luhur dari
ajaran-ajaran suci tercampakan begitu saja.Pencitraan kepada rakyat terus
dilakukan untuk mengharumkan nama pribadi sang pemimpin.Dengan mengabdi kepada
masyarakat dan menyomi masyarakat adalah bagian dari bhakti kepada tuhan yang
maha esa di aplikasikan kepada rakyatnya.
2. ADIL
Keadilan adalah kata yang selalu
diharapkan oleh rakyat/anggota/bawahan.Nilai keadilan juga tertuang dalam PANCASILA
Sila ke-5(KEADILAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT INDONESIA).Pemimpin di zaman sekarang
cenderung tidak adil kepada bawahan/rakyatnya karena terselip kepentingan
pribadi/golongan.Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan lebih memihak kepada
kaum mayoritas(Suku,Agama,Ras dan Golongan) hingga timbul konflik
dimana-mana.Kaum minoritas yang tersisihkan akan selalu membuat gerakan=gerakan
untuk menentang kebijakan itu supaya hak-hak mereka dapat di dengar oleh
pemimpin.Adanya
1
oknum bawahan yang sering membei
suap seakan mengamuskan sendiri kata adil itu,bagi
mereka yang hanya mengandalkan
kinerja kata adil amatlah jauh dari kehidupan mereka.Seharusnya tindakan ini
tidak boleh ada bagi pemimpin,sebaliknya pemimpin harus adil dalam menilai
kinerja anak buahnya dengan jerih payah nyata dari bawahan itu sendiri
3. TEGAS
Tegas adalah tindakan membenarkan
yang benar dan tidak menduakan kebenaran dengan sesuatu sebab.Pemimpin sekarang
ini masih banyak yang tidak menerapkan ketegasan dalam seni
kepemimpinannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktegasan adalah :
1.Adanya
hubungan khusus
2.Adanya
imbalan
3.Adanya
maksud/tujuan tertentu
4.Adanya
rencana lain
5.Adanya
timbal balik
6.Adanya
kartu mati(kebusukan pemimpin yang diketahui)
Dalam percakan BHISMA dengan
YUDISTIRA dikutip :
“Adil seharusnya menjadi sifat
kedua dari seorang raja.Ada tiga hal lagi yang harus dimiliki oleh seorang
raja.Seorang raja harus bisa menyembunyikan kelemahan dengan baik.Kelemahan
dalam hal ini berarti kelemahan dalam kerjaan.Ia harus berusaha mengetahui
kelemahan musuhnya dan Ia harus dengan cermat merahasiakan rencana.” Artinya setiap pemimpin haruslah tegas dalam
menegakan keadilan dalam lingkunganya.Siapa pun yang melakukan pelanggaran
haruslah di hukum tindak pandang bulu,pangkat,jabatan,kekerabatan dan yang
lainnya.Dengan tegas maka keadilan akan tercipta hingga kepercayaan kepada individual
yang memimpin akan semakin kuat.Pemerintahan Presiden SUSILO BAMBANG YUDHOYUNO
banyak kericuhan,kekisruhan dan konflik akibat ketidaktegasan pemimpinnya,banyak
pendapat yang di lontarkan saat wawancara di media massa oleh politisi.
4. KEWASPADAAN
Kewaspadaan adalah siap siaga
setiap waktu dalam berbagai ancaman.Seperti dalam percakapan di sampaikanlah :
“Kewaspadaan
adalah sebuah keharusan bagi seorang raja.Ia harus mengetahui tentang
musuh-musuhnya dan teman-temannya juga.Seorang rajaharus menganggapbahwa tugas
pertamanya yang ia lakukan tugas yang menyangkut rakyatnya.Ia harus menjaga
mereka(rakyat) seperti ibu yang menjaga anaknya dalam kandunganya.Apakah
seorang ibu memiliki keinginan untuk menyenangkan dirinya sendiri ketika
seorang anak masih ada dalam kandunganya? Semua pikiran akan tercurah hanya
pada anaknya dan keadaannya.Kesejahteraan rakyatnya pun menjadi satu-satunya
hal harus dipikirkan.”
Jadi kewaspadaan pada pemimpin
tidak hanya dalam waktu beliau melakukan perannya ketika sebagai pemimpin
saja,namun setiap saat-setiap waktu.Disaat pemimpin yang lagi bercengkrama
dengan keluarga beliau tak lagi menjadi pemimpin sebuah instasi/golongan/negara
tetapi tanggup jawab sebagai pemimpin
masih melekat kuat dalam hatinya.Pemimpin pun harus memikirkan nasib anak
buah/anggotanya/rakyat nya ketika beliau sedang bersama keluarga karena itu
bentuk kewaspadaan seorang pemimpin.Pemimpin juga harus siap kapan saja,dimana
saja bila sewaktu-waktu masyrakat/anaak buahnya membutuhkan kehadiran atau
nasehat pemimpinnya.
2
Kewaspadaan akan ancaman dari
luar/musuh jelas itu harus setiap saat.Pemimpin harus bisa memilih teman dan
melihat lawan karena bentuk waspada ada di situ.Pemimpin juga harus teliti dan
cermat dalam menerima laporan/aduan untuk tidak selalu percayai semua yang
dikatakan oleh satu pihak saja,harusnya pemimpin mencari bukti-bukti kebenaran
laporan atau aduan tersebut.Dalam artian pemimpin jangan terlalu mudah
mempercayai siapapun,karena lengah sedikit pun akan berdampak besar kepada anggota/anak buahnya.
5. BIJAKSANA
Bijaksana adalah
perbuatan/tindakan yang memberi rasa adil demi kepentingan bersama.Dalam
percakapan BHISMA di katakan bahwa :
“Seorang
raja harus bijaksana dalam memutuskan enam masalah.Yang pertama adalah berdamai
dengan musuh yang lebih kuat.Pertimbangan yang berikutnya adalah untuk
berperang dengan orang yang memiliki kekuatan yang sama dengannya.Menaklukan
kerajaan yang lebih lemah dari kerajaanya.Ia hrus bersiap-siap untuk mencari
perlindungan pada kubu pertahanan jika kedudukannya lemah.Pekerjaan raja yang
paling penting adalah untuk membuat pertikaian para mentri di negara
musuhnya.Ia harus memiliki seorang mata-mata yang pintar dan mengetahui rahasia
musuhnya.Ia harus menyuap dan membujuk para petinggi di kerajaan musuh dan menarik
dan menarik mereka untuk memihakmu.
6. BERTANGGUNG JAWAB
Seorang Pemimpin harus
bertanggung jawab kepada TUHAN,ANGGOTANYA,DIRINYA SENDIRI.
A.TUHAN
Setiap pemikiran,perkataan dan
perbuatan pemimpin harus bisa dipertanggung jawabkan kepada tuhan,artinya semua
yang dilakukan seorang pemimpin adalah kebaikan untuk anggotanya dan kebenaran
untuk semua pihak.Penerapan itu tidak dilakukan oleh pemimpin di zaman sekarang
ini.Terkadang hanya pencitraan saja dan pengharuman nama kepada manusia
saksi(penilaian manusia) sehingga terlihat baik namun pertanggung jawaban
kepada tuhan itu di kebelakangkan
B.Anggotanya
Pertanggungjawaban kepada
anggota/anak buah/bawahan cenderung keputusan menyangkut kesejahteraan dan
nasib dari golongan atau organisasi.Kepada pemimpin sekarang lebih menonjolkan
pertanggung jawaban secara simbolis saja artinya dalam pernyataan terbuka
seorang pemimpin akan mengucap pernyataan tanggungjawab kepada anak
buahnya,bila ditelusuri mendalam justru pemimpin yang sering mengorbankan anak
buah/anggota demi langgengnya tahta pemimpin tersebut.
C.Diri sendiri
Pemimpin sejati akan mengutamakan
kepentinngan umum di atas segalanya termasuk juga kepentingan pribadi.Pemimpin
harus melakukan bila tidak kepercayaan dari rakyat/anggotanya akan memudar dan
jabatan akan di geser.
7. SATYA WACANA
Satya wacana adalah penepatan
janji-janji pada setiap ucapan seorang pemimpin.Pada masa kampanye calon
pemimpin mengumbar janji-jani manis untuk sekedar mendapat hati atau simpati
dari rakyatnya,tetapi banyak kenyataan nya yang berubah ketika sudah resmi
menjabat.Demokrasi yang diterapkan membuat rakyat menuntut semua janji yang di
ucap saat kampanye akhirnya demo pun terus terjadi.
3
Jika
semua pemimpin yang ada di Indonesia khususnya dan Dunia pada umumnya bila membaca
ini dan menerapkan kepada seni kepemimpinannya niscaya semua akan baik-baik
saja.Pada dasarnya sang diri dalam setiap manusia berbeda adanya dan
keberagaman dan keunikan dalam memimpin sebuah organisasi adalah kewajaran
mengingat manusia juga mahkluk yang tak sempurna.Kekurangan dan kelebihan pasti
ada dalam seni kepemimpinan seseorang.Wejangan BHISMA menjadi acuan kepada
kita/generasi muda sekarang untuk mempersiapkan diri untuk memimpin di masa
depan.
II.3.
KEPEMIMPINAN SEKARANG
Pemimpin sekarang banyak
mengabaikan nilai-nilai dan point di atas sebaliknya cenderung mengutakan
kepentingan pribadi.Bila wejangan BHISMA kepada YUDISTIRA itu diterapkan dalam
seni kepemimpinan sekarang pastilah rakyat sejahtera dan diri sang pemimpin
sentosa.Pemimpin baru yang masih mengalami proses sebagai pemimpin yang
diharapkan adalah JOKO WIDOD(Jokowi).
Bapak gubernur baru ini melakukan
hal-hal baru dalam kepemimpinan yang sering diterapkan.Membaur dan berdialog
adalah cara khas beliau,dari lapisan bawah hingga lapisan atas.Jauh dari kesan
pemimpin yang mewah dan ketat pengawalan
sang Jokowi merangsek masuk ke pedalaman sungai masalah terberat ibukota.Bapak
Jokowi juga mencoba menaklukan Jakarta dengan terobosan barunya dalam
keberagaman masyarakat Jakarta yang multi etnis dan beragam frofesi.Tutur kata
halus dan mengena kepada jajarannya membuat bawahan menjadi segan kepada bapak
gubernur ini.
Demokrasi yang selama ini terjadi
dalam ranah poltik Indonesia membuat kelebihan dan kekurangan kepada
rakyat.Banyaknya pemimpin yang di usung oleh partai yang berlatar belakang
agama membuat resah rakyat yang menganut agama minoritas.Keadilan dan
kesejahteraan terkadang hanya milik kaaum mayoritas pada setiap wilayah
tertentu.
Kejujuran pun dipertanyakan akibat
banyaknya pejabat-pejabat yang tersangkut masalah korupsi dan pidana
lainnya.Rakyat kurang percaya kepada pemerintahan yang berlangsung,sistem
otonomi,sistem daerah istemewa da sebagainya membuat pinpinan pusat tidak
meratakan kebijakan nya hingga pelosok negri.
Kepemimpinan
yang sekarang jauh dari nilai dan intisari wejangan BHISMA,bahkan cenderung
kepada pemanfaatan kekuasaan.Menyalahgunakan wewenang sering terjadi pada masa
sekarang.Kepentingan yang beraneka ragam mengiringi misi seseorang untuk
menjadi seorang pemimpin.Kelangkaan menemukan sosok yang rela dan iklas untuk
mensejahterakan rakyat/anggotanya.Nilai-nilai kepahlawanan pun di abaikan dan
menonjolkan sesuatu yang pribadi supaya terpilih lagi adalah warna pada sistem
kepemimpinan sekarang ini.Seharusnya nilai-nilai dari kepahlawanan itu di adopsi oleh pemimpin
sekarang paling tidak mengenang jasa-jasa pahlawan yang rela berkorban harta
benda dan jiwa raga demi kemerdekaan Indonesia.
III.KESIMPULAN
Kepemimpinan di masa sekarang ini
banyak yang tidak sesuai dengan wejangan BHISMA kepada YUDISTIRA,cenderung
mengutamakan kepentingan pribadi untuk kesejahteraan pribadi dan golongan.kesejahteran
akan terjadi bila pemimpin memiliki bhakti kepada Tuhan,adil,bertanggung
jawab,tegas,bijaksana,waspada dan satya wacana dalam setiap langkah dan
keputusanya.Melandasi peran pemimpin dengan DHARMA dan YADNYA adalah pondasi
awal menuju anggota/masyarakat aman,damai dan sejahtera.
IV.
SARAN
Hendaknya para generasi muda yang
akan meneruskan kepemimpinan di masa depan dapat membaca dan menerapkan inti
pelajaran dari percakapan antara BHISMA kepada YUDISTIRA,karena kental
berisikan point-point dan cara-cara memimpin yang bisa mensejahterakan
rakyat/anggotanya.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar