Senin, 12 November 2012




KAITANNYA WEJANGAN BHISMA KEPADA YUDISTIRA DENGAN PEMIMPIN SEKARANG

KATA PENGANTAR
OM SWASTIASTU,
Puja dan puji syukr kepada IDA SANGHYANG WIDI WASA dan Atas anugraha-NYA lah saya masih diberi kesehatan untuk terus  belajar dan belajar sehingga dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah KEPEMIMPINAN HINDU.Kekurangan sumber-sumber penguat data dan observasi menjadi satu harus dibenahi oleh penulis.Mohon kiranya kepada bapak yang terhormat  PROF.Dr.Ir.I MADE KARTIKA DHIPUTRA,Dipl.-Ing selaku dosen mata kuliah KEPEMIMPINAN HINDU untuk mengoreksi dan mengarahkan penulis untuk menjadi lebih baik.Penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat menbangun sehingga ke depannya nanti penulis bisa membuat karya tulis yang lebih bernilai.Semoga sinar suci BRAHMAN selalu menyinari dan menerangi umat manusia menuju hidup damai dan sejahtera.
OM SANTIH,SANTIH,SANTIH OM


Jakarta, November 2012


KETUT SUDIRTE

BAB. I. PENDAHULUAN
OSWASTI ASTU,
            Pemimpin yang didambakan oleh rakyat/masyarakat/anggota banyak dinantikan.Seni kepemimpinan yang beraneka ragam yang diterapkan dalam setiap organisasi/instansi membawa dampak kepada rakyat dan anggotanya.Kebijakan-kebijakan yang menguntungkan maupun yang merugikan merupakan penilaian anggota kepada pemimpinnya.Di masa sekarang yang serba krisis ini berdampak pada krisis kepercayaan  anggota membuat konflik dimana-mana.Percakapan yang ada dalam wejangan BHISMA kepada YUDISTIRA dalam kitab MAHABARATA(BHISMA PARWA) adalah inti dari seni kepemimpinan yang mensejahterakan rakyatnya.Banyak nya latar belakang yang menandai seseorang untuk menduduki kursi pemimpin menjadi berdampak pula kepada tujuan dan kesejahteraan anggotanya.Atas tugas dari mata kuliah KEPEMIMPINAN HINDU yang disampaikan oleh PROF.Dr.Ir.I MADE KARTIKA DHIPUTRA,Dipl-Ing karya tulis ini disusun.
OM SANTIH,SANTIH,SANTIH OM

 BAB .II. PEMBAHASAN MATERI
II.1.PENGERTIAN PEMIMPIN
Pemimpin berasal dari kata pimpin yang berarti kegiatan memerintah satu tujuan,menginstruksi kepada anggota,mengepalai sebuah golongan/organisasi,kegiatan mengorganisir sebuah kelompok.Adapun kata Pemimpin ada kata kerja pe(seseorang/menunjuk kepada/orang yang melakukan kegiatan).Jadi Pemimpin adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengukitnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.(wekipidia). Ada yang mengatakan Pemimpin adalah kegiatan seseorang yang melakukan kegiatan mempengaruhi/membimbing/mendorong/tauladan kepada anggota/anak buahnya/bawahan/komunitas dalam mencapai tujuan tertentu.
II.2. KAITANNYA WEJANGAN BISMA KEPADA YUDISTIRA DENGAN PEMIMPIN SEKARANG
Karakter seseorang bisa mempengaruhi sistem dari kepemimpinan yang di embankan kepada nya.Beda orang beda juga jalan pemikirannya sehingga otomatis gaya kepemimpinan akan berbeda.Dalam buku MAHABHARATA,BAB 11 WEJANGAN MENGENAI DHARMA SEORANG RAJA mengisahkan percakapan antara BHISMA dengan YUDISTIRA membahas tentang bagaimana seharusnya Raja melakukan tugas,bersikap pada pelanggar hukum,mengalahkan musuh dan sebagainya.Berikut poin-poin utama yang harus dimiliki,dipahami,dihayati dan diterapkan oleh seorang Raja/Pemimpin adalah :
1.      Tugas Pemimpin
Tugas utama dari seorang raja/Pemimpin adalah memuja Tuhan/brahman/dewa dan melalui bhakti itu bisa meminimalisir perbuatan yang tidak sesuai atau tidak pantas di lakukan oleh seorang raja.Sesuai PANCASILA Sila ke-1 yang berbunyi KETUHANAN YANG MAAHA ESA.Hendaknya dengan tindakan yang selalu berlandaskan Dharma seorang pemimpin dapat tulus iklas mengemban tugas ini.Pada pemimpin sekarang ini kadang mereka lebih condong ke materi/artha hingga ajaran suci dari agama yang dianutnya sementara disisihakan untuk memuluskana rencana pribadi sang pemimpin.Kesibukan seorang pemimpin yang penuh dengan jadwal yang padat membuat pemimpin jarang mendapatkan meditasi kepada tuhan,akibatnya nilai-nilai luhur dari ajaran-ajaran suci tercampakan begitu saja.Pencitraan kepada rakyat terus dilakukan untuk mengharumkan nama pribadi sang pemimpin.Dengan mengabdi kepada masyarakat dan menyomi masyarakat adalah bagian dari bhakti kepada tuhan yang maha esa di aplikasikan kepada rakyatnya.

2.      ADIL
Keadilan adalah kata yang selalu diharapkan oleh rakyat/anggota/bawahan.Nilai keadilan juga tertuang dalam PANCASILA Sila ke-5(KEADILAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT INDONESIA).Pemimpin di zaman sekarang cenderung tidak adil kepada bawahan/rakyatnya karena terselip kepentingan pribadi/golongan.Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan lebih memihak kepada kaum mayoritas(Suku,Agama,Ras dan Golongan) hingga timbul konflik dimana-mana.Kaum minoritas yang tersisihkan akan selalu membuat gerakan=gerakan untuk menentang kebijakan itu supaya hak-hak mereka dapat di dengar oleh pemimpin.Adanya
1
oknum bawahan yang sering membei suap seakan mengamuskan sendiri kata adil itu,bagi
mereka yang hanya mengandalkan kinerja kata adil amatlah jauh dari kehidupan mereka.Seharusnya tindakan ini tidak boleh ada bagi pemimpin,sebaliknya pemimpin harus adil dalam menilai kinerja anak buahnya dengan jerih payah nyata dari bawahan itu sendiri


3.      TEGAS
Tegas adalah tindakan membenarkan yang benar dan tidak menduakan kebenaran dengan sesuatu sebab.Pemimpin sekarang ini masih banyak yang tidak menerapkan ketegasan dalam seni kepemimpinannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktegasan adalah :
            1.Adanya hubungan khusus
            2.Adanya imbalan
            3.Adanya maksud/tujuan tertentu
            4.Adanya rencana lain
            5.Adanya timbal balik
            6.Adanya kartu mati(kebusukan pemimpin yang diketahui)
Dalam percakan BHISMA dengan YUDISTIRA dikutip :
“Adil seharusnya menjadi sifat kedua dari seorang raja.Ada tiga hal lagi yang harus dimiliki oleh seorang raja.Seorang raja harus bisa menyembunyikan kelemahan dengan baik.Kelemahan dalam hal ini berarti kelemahan dalam kerjaan.Ia harus berusaha mengetahui kelemahan musuhnya dan Ia harus dengan cermat merahasiakan rencana.”  Artinya setiap pemimpin haruslah tegas dalam menegakan keadilan dalam lingkunganya.Siapa pun yang melakukan pelanggaran haruslah di hukum tindak pandang bulu,pangkat,jabatan,kekerabatan dan yang lainnya.Dengan tegas maka keadilan akan tercipta hingga kepercayaan kepada individual yang memimpin akan semakin kuat.Pemerintahan Presiden SUSILO BAMBANG YUDHOYUNO banyak kericuhan,kekisruhan dan konflik akibat ketidaktegasan pemimpinnya,banyak pendapat yang di lontarkan saat wawancara di media massa oleh politisi.
4.      KEWASPADAAN
Kewaspadaan adalah siap siaga setiap waktu dalam berbagai ancaman.Seperti dalam percakapan di sampaikanlah :
            “Kewaspadaan adalah sebuah keharusan bagi seorang raja.Ia harus mengetahui tentang musuh-musuhnya dan teman-temannya juga.Seorang rajaharus menganggapbahwa tugas pertamanya yang ia lakukan tugas yang menyangkut rakyatnya.Ia harus menjaga mereka(rakyat) seperti ibu yang menjaga anaknya dalam kandunganya.Apakah seorang ibu memiliki keinginan untuk menyenangkan dirinya sendiri ketika seorang anak masih ada dalam kandunganya? Semua pikiran akan tercurah hanya pada anaknya dan keadaannya.Kesejahteraan rakyatnya pun menjadi satu-satunya hal harus dipikirkan.”
Jadi kewaspadaan pada pemimpin tidak hanya dalam waktu beliau melakukan perannya ketika sebagai pemimpin saja,namun setiap saat-setiap waktu.Disaat pemimpin yang lagi bercengkrama dengan keluarga beliau tak lagi menjadi pemimpin sebuah instasi/golongan/negara tetapi  tanggup jawab sebagai pemimpin masih melekat kuat dalam hatinya.Pemimpin pun harus memikirkan nasib anak buah/anggotanya/rakyat nya ketika beliau sedang bersama keluarga karena itu bentuk kewaspadaan seorang pemimpin.Pemimpin juga harus siap kapan saja,dimana saja bila sewaktu-waktu masyrakat/anaak buahnya membutuhkan kehadiran atau nasehat pemimpinnya.
2
Kewaspadaan akan ancaman dari luar/musuh jelas itu harus setiap saat.Pemimpin harus bisa memilih teman dan melihat lawan karena bentuk waspada ada di situ.Pemimpin juga harus teliti dan cermat dalam menerima laporan/aduan untuk tidak selalu percayai semua yang dikatakan oleh satu pihak saja,harusnya pemimpin mencari bukti-bukti kebenaran laporan atau aduan tersebut.Dalam artian pemimpin jangan terlalu mudah mempercayai siapapun,karena lengah sedikit pun akan berdampak  besar kepada anggota/anak buahnya.

5.      BIJAKSANA
Bijaksana adalah perbuatan/tindakan yang memberi rasa adil demi kepentingan bersama.Dalam percakapan BHISMA di katakan bahwa :
            “Seorang raja harus bijaksana dalam memutuskan enam masalah.Yang pertama adalah berdamai dengan musuh yang lebih kuat.Pertimbangan yang berikutnya adalah untuk berperang dengan orang yang memiliki kekuatan yang sama dengannya.Menaklukan kerajaan yang lebih lemah dari kerajaanya.Ia hrus bersiap-siap untuk mencari perlindungan pada kubu pertahanan jika kedudukannya lemah.Pekerjaan raja yang paling penting adalah untuk membuat pertikaian para mentri di negara musuhnya.Ia harus memiliki seorang mata-mata yang pintar dan mengetahui rahasia musuhnya.Ia harus menyuap dan membujuk para petinggi di kerajaan musuh dan menarik dan menarik mereka untuk memihakmu.


6.      BERTANGGUNG JAWAB
Seorang Pemimpin harus bertanggung jawab kepada TUHAN,ANGGOTANYA,DIRINYA SENDIRI.
A.TUHAN
Setiap pemikiran,perkataan dan perbuatan pemimpin harus bisa dipertanggung jawabkan kepada tuhan,artinya semua yang dilakukan seorang pemimpin adalah kebaikan untuk anggotanya dan kebenaran untuk semua pihak.Penerapan itu tidak dilakukan oleh pemimpin di zaman sekarang ini.Terkadang hanya pencitraan saja dan pengharuman nama kepada manusia saksi(penilaian manusia) sehingga terlihat baik namun pertanggung jawaban kepada tuhan itu di kebelakangkan
B.Anggotanya
Pertanggungjawaban kepada anggota/anak buah/bawahan cenderung keputusan menyangkut kesejahteraan dan nasib dari golongan atau organisasi.Kepada pemimpin sekarang lebih menonjolkan pertanggung jawaban secara simbolis saja artinya dalam pernyataan terbuka seorang pemimpin akan mengucap pernyataan tanggungjawab kepada anak buahnya,bila ditelusuri mendalam justru pemimpin yang sering mengorbankan anak buah/anggota demi langgengnya tahta pemimpin tersebut.
C.Diri sendiri
Pemimpin sejati akan mengutamakan kepentinngan umum di atas segalanya termasuk juga kepentingan pribadi.Pemimpin harus melakukan bila tidak kepercayaan dari rakyat/anggotanya akan memudar dan jabatan akan di geser.
7.      SATYA WACANA
Satya wacana adalah penepatan janji-janji pada setiap ucapan seorang pemimpin.Pada masa kampanye calon pemimpin mengumbar janji-jani manis untuk sekedar mendapat hati atau simpati dari rakyatnya,tetapi banyak kenyataan nya yang berubah ketika sudah resmi menjabat.Demokrasi yang diterapkan membuat rakyat menuntut semua janji yang di ucap saat kampanye akhirnya demo pun terus terjadi.
3
Jika semua pemimpin yang ada di Indonesia khususnya dan Dunia pada umumnya bila membaca ini dan menerapkan kepada seni kepemimpinannya niscaya semua akan baik-baik saja.Pada dasarnya sang diri dalam setiap manusia berbeda adanya dan keberagaman dan keunikan dalam memimpin sebuah organisasi adalah kewajaran mengingat manusia juga mahkluk yang tak sempurna.Kekurangan dan kelebihan pasti ada dalam seni kepemimpinan seseorang.Wejangan BHISMA menjadi acuan kepada kita/generasi muda sekarang untuk mempersiapkan diri untuk memimpin di masa depan.

II.3. KEPEMIMPINAN SEKARANG
Pemimpin sekarang banyak mengabaikan nilai-nilai dan point di atas sebaliknya cenderung mengutakan kepentingan pribadi.Bila wejangan BHISMA kepada YUDISTIRA itu diterapkan dalam seni kepemimpinan sekarang pastilah rakyat sejahtera dan diri sang pemimpin sentosa.Pemimpin baru yang masih mengalami proses sebagai pemimpin yang diharapkan adalah JOKO WIDOD(Jokowi).
Bapak gubernur baru ini melakukan hal-hal baru dalam kepemimpinan yang sering diterapkan.Membaur dan berdialog adalah cara khas beliau,dari lapisan bawah hingga lapisan atas.Jauh dari kesan pemimpin yang mewah dan  ketat pengawalan sang Jokowi merangsek masuk ke pedalaman sungai masalah terberat ibukota.Bapak Jokowi juga mencoba menaklukan Jakarta dengan terobosan barunya dalam keberagaman masyarakat Jakarta yang multi etnis dan beragam frofesi.Tutur kata halus dan mengena kepada jajarannya membuat bawahan menjadi segan kepada bapak gubernur ini.
            Demokrasi yang selama ini terjadi dalam ranah poltik Indonesia membuat kelebihan dan kekurangan kepada rakyat.Banyaknya pemimpin yang di usung oleh partai yang berlatar belakang agama membuat resah rakyat yang menganut agama minoritas.Keadilan dan kesejahteraan terkadang hanya milik kaaum mayoritas pada setiap wilayah tertentu.
            Kejujuran pun dipertanyakan akibat banyaknya pejabat-pejabat yang tersangkut masalah korupsi dan pidana lainnya.Rakyat kurang percaya kepada pemerintahan yang berlangsung,sistem otonomi,sistem daerah istemewa da sebagainya membuat pinpinan pusat tidak meratakan kebijakan nya hingga pelosok negri.
Kepemimpinan yang sekarang jauh dari nilai dan intisari wejangan BHISMA,bahkan cenderung kepada pemanfaatan kekuasaan.Menyalahgunakan wewenang sering terjadi pada masa sekarang.Kepentingan yang beraneka ragam mengiringi misi seseorang untuk menjadi seorang pemimpin.Kelangkaan menemukan sosok yang rela dan iklas untuk mensejahterakan rakyat/anggotanya.Nilai-nilai kepahlawanan pun di abaikan dan menonjolkan sesuatu yang pribadi supaya terpilih lagi adalah warna pada sistem kepemimpinan sekarang ini.Seharusnya nilai-nilai  dari kepahlawanan itu di adopsi oleh pemimpin sekarang paling tidak mengenang jasa-jasa pahlawan yang rela berkorban harta benda dan jiwa raga demi kemerdekaan Indonesia.


III.KESIMPULAN
Kepemimpinan di masa sekarang ini banyak yang tidak sesuai dengan wejangan BHISMA kepada YUDISTIRA,cenderung mengutamakan kepentingan pribadi untuk kesejahteraan pribadi dan golongan.kesejahteran akan terjadi bila pemimpin memiliki bhakti kepada Tuhan,adil,bertanggung jawab,tegas,bijaksana,waspada dan satya wacana dalam setiap langkah dan keputusanya.Melandasi peran pemimpin dengan DHARMA dan YADNYA adalah pondasi awal menuju anggota/masyarakat aman,damai dan sejahtera.
  
IV. SARAN
            Hendaknya para generasi muda yang akan meneruskan kepemimpinan di masa depan dapat membaca dan menerapkan inti pelajaran dari percakapan antara BHISMA kepada YUDISTIRA,karena kental berisikan point-point dan cara-cara memimpin yang bisa mensejahterakan rakyat/anggotanya.
  

V. DAFTAR PUSTAKA
Subramaniam,kamala,2003.mahabharata,surabaya:paramitha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar