Minggu, 07 Oktober 2012


“KETUT akan PUNAH!!!          
  Melestarikan kebudayaan dan tradisi belakangan ini menjadi beberapa alasan mengapa seseorang/kelompok/golongan menegakan ajeg/peraturan bahkan merevisi kembali kebijakan.Ada sebab kebanyakan mereka untuk mengorbitkan tradisi/hak milik/identitas khas adat tertentu seperti makanan,minuman,pakian,nyanyian,dan lain-lain.Entah kepentingan politik,pariwisata dan sebagainya.Para pelopor pun bergerak dan bangkit dari keterlenaan yang kian lama terpendam.
            Sebagai masyarakat dan keturuna BALI saya prihatin akan dilema yang melanda,bukan karna pariwisata nya,bukan pula karena cara orang BALI beragama yang sangat unik mengingat saya tidak tinggal di bali dan tidak menguasai bidang itu.Ada rasa peduli yang terpendam dalam hati saya yaitu keprihatinan akan kepunahan nama “KETUT”(anak ke-4 dan kelipatan nya dalam silsilah keluarga suku BALI).Mengapa saya bilang punah karena mayoritas keluarga suku BALI keturunan modern hanya mempunyai 2(dua) atau 3(tiga) anak saja,artinya nama yang sering dipakai adalah WAYAN sebutan anak pertama.MADE/KADEK/KADE sebutan anak ke-2,dan yang ke-3 adalah NYOMAN/KOMANG/NENGAH.Megingat situasi,kondisi,ekonomi alasan mempunyai anak 2-3 adalah alasan mendukung,begitu juga pemerintah yang mencanangkan program keluarga berencana(KB).Banyak anak banyak rezeki,itu dulu........dan sekarang slogan itu berubah menjadi banyak anak,banyak resiko.Lahan yang kurang luas bagi sang Bapak,tingginya biaya hidup dan pendidikan anak,kenakalan remajA yang semakin brutal dan lain sebagai memperkuat pertimbangan untuk hanya mempunyai 2 anak saja.
            Pertimbangan ekonomi dan resiko membakukan pilihan berketurunan 2 saja,kecuali yang belum mempunyai keturunan laki-laki.Mengingat suku BALI menganut sistem patrileneal(garis keturunan di hitung dari laki-laki) tambah lagi keturunan laki-laki akan mengemban tugas penting yaitu merawat orang tua,pewaris tahta dan pura kawitan nya atau bahasa lainya PURUSHA UTAMA.Okelah tidak ada kendala yang menjadi momok adalah pertimbangan kuat anak hanya 2 saja.Saya memperkirakan 20 tahun yang akan datang nama KETUT akan semakin jarang dan langka ditemui di masyarakat suku BALI artinya kepunahan di ambang mata.
            NYOMAN/KOMANG  mungkin cenderung terpelihara oleh keluarga yang hanya menemukan anak laki-lakinya sampai kelahiran nomor 3.Walau sedikit tapi lumayan gitu........dibandingkan nama KETUT.Kita tidak mengharapkan adanya kematian pada anak no.1(WAYAN),no 2(made/kadek),no.3(NYOMAN/KOMANG)  atau yang ke-3 anak tersebut perempuan keemuanya  kasian orang tua yang memproduksinya(walaupun enak) untuk mendapatkan seorang yang bernama KETUT.
            Mungkin terlalu berat bagi keluarga bila mempunyai anak sampai 4(artinya KETUT terpelihara).Saya juga tidak bisa memaksakan kehendak kepada oraang lain karena jelas melanggar HAM.Namun KETUT akan menjadi langka dan nama mahal di masyarakat BALI.Atau mungkin saja bagi yang masih bernama KETUT akan bangga karena namanya menjadi legenda dalam penamaan suku bali bahkan sebaliknya menjadi sedih karena KETUT yang junior tidak ada lagi dalam sensus penduduk masyarakat suku BALI.TERIMAKASIH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!




KETUT akan punahhhhhhh!!!!!!!!!!
kakawin MAHADIRTHASUSASTRA,sudirte.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar