“KETUT akan PUNAH!!!”
Melestarikan kebudayaan dan tradisi
belakangan ini menjadi beberapa alasan mengapa seseorang/kelompok/golongan
menegakan ajeg/peraturan bahkan merevisi kembali kebijakan.Ada sebab kebanyakan
mereka untuk mengorbitkan tradisi/hak milik/identitas khas adat tertentu
seperti makanan,minuman,pakian,nyanyian,dan lain-lain.Entah kepentingan
politik,pariwisata dan sebagainya.Para pelopor pun bergerak dan bangkit dari
keterlenaan yang kian lama terpendam.
Sebagai masyarakat dan keturuna BALI
saya prihatin akan dilema yang melanda,bukan karna pariwisata nya,bukan pula
karena cara orang BALI beragama yang sangat unik mengingat saya tidak tinggal
di bali dan tidak menguasai bidang itu.Ada rasa peduli yang terpendam dalam
hati saya yaitu keprihatinan akan kepunahan nama “KETUT”(anak ke-4 dan
kelipatan nya dalam silsilah keluarga suku BALI).Mengapa saya bilang punah
karena mayoritas keluarga suku BALI keturunan modern hanya mempunyai 2(dua)
atau 3(tiga) anak saja,artinya nama yang sering dipakai adalah WAYAN sebutan
anak pertama.MADE/KADEK/KADE sebutan anak ke-2,dan yang ke-3 adalah
NYOMAN/KOMANG/NENGAH.Megingat situasi,kondisi,ekonomi alasan mempunyai anak 2-3
adalah alasan mendukung,begitu juga pemerintah yang mencanangkan program
keluarga berencana(KB).Banyak anak banyak rezeki,itu dulu........dan sekarang
slogan itu berubah menjadi banyak anak,banyak resiko.Lahan yang kurang luas
bagi sang Bapak,tingginya biaya hidup dan pendidikan anak,kenakalan remajA yang
semakin brutal dan lain sebagai memperkuat pertimbangan untuk hanya mempunyai 2
anak saja.
Pertimbangan ekonomi dan resiko
membakukan pilihan berketurunan 2 saja,kecuali yang belum mempunyai keturunan
laki-laki.Mengingat suku BALI menganut sistem patrileneal(garis keturunan di
hitung dari laki-laki) tambah lagi keturunan laki-laki akan mengemban tugas
penting yaitu merawat orang tua,pewaris tahta dan pura kawitan nya atau bahasa
lainya PURUSHA UTAMA.Okelah tidak ada kendala yang menjadi momok adalah
pertimbangan kuat anak hanya 2 saja.Saya memperkirakan 20 tahun yang akan
datang nama KETUT akan semakin jarang dan langka ditemui di masyarakat suku
BALI artinya kepunahan di ambang mata.
NYOMAN/KOMANG mungkin cenderung terpelihara oleh keluarga
yang hanya menemukan anak laki-lakinya sampai kelahiran nomor 3.Walau sedikit
tapi lumayan gitu........dibandingkan nama KETUT.Kita tidak mengharapkan adanya
kematian pada anak no.1(WAYAN),no 2(made/kadek),no.3(NYOMAN/KOMANG) atau yang ke-3 anak tersebut perempuan
keemuanya kasian orang tua yang memproduksinya(walaupun
enak) untuk mendapatkan seorang yang bernama KETUT.
Mungkin terlalu berat bagi keluarga
bila mempunyai anak sampai 4(artinya KETUT terpelihara).Saya juga tidak bisa
memaksakan kehendak kepada oraang lain karena jelas melanggar HAM.Namun KETUT
akan menjadi langka dan nama mahal di masyarakat BALI.Atau mungkin saja bagi
yang masih bernama KETUT akan bangga karena namanya menjadi legenda dalam
penamaan suku bali bahkan sebaliknya menjadi sedih karena KETUT yang junior
tidak ada lagi dalam sensus penduduk masyarakat suku
BALI.TERIMAKASIH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
KETUT akan punahhhhhhh!!!!!!!!!!
kakawin MAHADIRTHASUSASTRA,sudirte.blogspot.com